Pacitan. (Addakwah.com) Julia Perez artis Seksi Pernah menjadi Iklan merk suatu kondom yang
diisukan berzina dengan Gaston kastanyo pemain sepk bola di liga Indonesia dicalonkan parpol menjadi bakal calon bupati di Pacitan
Semua kalangan rasanya tak pernah henti-hentinya disuguhi berita-berita politik yang cenderung bikin geram
Tingkah polah politikus yang hanya mementingkan keuntungan pribadi, kelompok dan partainya sangat kelihatan dengan dimunculkan orang orang yg mempunyai massa tertentu sebagaimana Julia Perez, artis Seksi yang pernah menjadiIklan merk suatu kondom bahkan diisukan berzina dengan Gaston kastanyo pemain sepk bola di liga Indonesia dicalonkan parpol menjadi bakal calon bupati di pacitan. Jupe memang memiliki daya tarik tersendiri bagi orang yang memiliki kencenderungan dengan aktifitas dia selama ini. Dan ini dimanfaatkan oleh parpol untuk menggaet massa sebanyak banyaknya atau mempengaruhi konsituen tertentu dengan tujuan terselubung sebagaimana kita
lihat praktisi politik bermanufer mencari perhatian dan membangun opini di masyarakat agar tercapai tujuanya/menghalalkan berbagai cara.
Pemimpin adalah posisi yang sangat penting di tengah masyarakat karena pemimpin akan mengarahkan orang orang yang dipimpinya dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai bersama masyarakatnya, dari hal ini seorang pemimin harus memiliki kriteria tertentu agar tujuan dan keinginan masyarakat dapat terwujud.
Pemimpin harus memiliki visi dan misi yang sama dengan rakyatnya, jika rakyatnya memiliki atau menjunjung tinggi nilai nilai agama maka pemimpinpun juga harus demikian sehingga totalitas kesamaan
visi misi pandangan dan tingkah laku betul betul nampak, tidak boleh dan sangat berbahaya jika antara pemimpin dan rakyatnya memiliki pandangan hidup yang bertolak belakang karena ini akan memunculkan terjadinya benturan antara pemimpin dan yang dipimpinya tapi jika sebaliknya maka akan tercipta sinergi yang luar biasa untuk mencapai tujuan.
Terbukti sudah ada ORMAS (aliansi Perempuan Pacitan) yang sudah dengan terang terangan/ berunjukrasa, Rabu (7/4) menolak pencalonan Jupe artis yang sering tampil seronok. Mereka membubuhkan tanda tangan di sebuah kain putih sebagai tanda penolakan. para pengunjuk rasa juga mengecam partai politik yang mengusung Jupe menjadi calon bupati karena dianggap melecehkan
warga Pacitan. Penolakan juga muncul dari Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Cabang Pacitan, Rabu (21/4), menggelar unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). HMI juga menuntut “Seorang calon bupati maupun wakil bupati tidak boleh cacat moral dan sosial. Mereka juga harus jujur, santun, sederhana, dan berwibawa.”
Perlu dipikirkan lebih dalam apabila Jupe memiliki kesamaan visi misi dan
pola piker dengan masyarakat pacitan yang sangat menjunjung nilai nilai
agama islam yang menjadi mayoritas di daerah pacitan (lebih dari 85%) kita bisa lihat hal ini dari tingkah laku Jupe selama ini, dari cara dia
berpakaian dan bergaul dimasyarakat apakah ada kesamaan visi dengan rakyat atau budaya ketimuran yang dijunjung tinggi di tengah masarakat?
Rupanya hal ini disadari oleh Jupe sehingga dia melakukan manufer
membangun image baru untuk mengatasi kekurangan ini. Terbukti barusan ini Jupe sudah membangun opini baru mencari dukungan lewat kegiatan beliau mengunjungi pondok pesantren Rabu 24/4 dengan berbusana muslim yang sangat kontras dengan aktifitas beliau selama ini, di pondok yang cukup terkenal ini dia juga memberi pelajaran bahasa Inggris dan Prancis. Dia juga mendekati pemuda dengan memberi bantuan bola untuk pemain sepak bola. Sayangnya pihak
pondok mengijinkan orang yang sedang membawa misi mencari dukungan padahal dari sisi lain dia memiliki andil yang sangat besar menggelincirkan keimanan banyak umat dengan penampilan mereka di dunia intertainment/hiburan.
Hal lain yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah tauladan baik dalam
bermasyarakat maupun memimpin, kita bias lihat bagaimana dia mengatur manajemen keluarganya selama ini; dia pernah berseteru dengan orang tuanya, keluarganya amburadul dan sekarang diisukan menjalin hubungan asmara di luar nikah dengan pemain sepakbola. Layakkah perilaku demikian menjadi teladan bagi rakyat pacitan? Mau dibawa kemana rakyat kalau pemimpinya seperti itu. Tegakah kita menjerumuskan rakyat demi popularitas dan keuntungan dan ambisi pribadi atau golongan?
Dunia politik di negeri ini ternyata semakin mengecewakan di sana-sini yang diakibatkan visi-misi, janji-janji politik tidak sejalan dengan realitas
politik yang ada. (Syamsudin)